Tahun 2016 Philippine ditunjuk sebagai tuan rumah untuk kegiatan tersebut, yang merupakan agenda dari ASEAN Centre for the Development of Agricultural Cooperatives (ACEDAC). Kegiatan ini terselenggara atas inisiasi dan kolaborasi dari The Cooperative Development Authority (CDA), in collaboration with the Federation of Peoples’ Sustainable Development Cooperative (FPSDC), Nutriwealth Cooperative and the Asian Farmers’ Organization for Sustainable Rural Development (AFA).
Delegasi Indonesia dibawah kordinator Kementerian Koperasi dan UKM RI. Proses diawali dengan mengirimkan proposal terkait dengan perkembang/aktivitas program di masing-masing koperasi. Termasuk di dalamnya adalah menyusun paper country yang di dalamnya telah memuat tentang :
Koperasi Kerta Semaya Samaniya dinyatakan lolos seleksi dalam list candidat karena mampu memenuhi criteria : spesifikasi produk unggulan yaitu kakao sebagai komoditi yang sampai saat ini dinyatakan sebagai komoditi unggulan Kabupaten Jembrana. Koperasi dianggap memenuhi ktiteria dalam membangun kemandiri dan kapasitas koperasi melalui eksistensi dan komitmen yang tinggi dalam memperjuangkan kakao sebagai komoditi unggulan perkebunan/pertanian dalam arti luas. Koperasi dianggap mampu membuktikan bahwa komunitas/koperasi memiliki posisi tawar yang tinggi dalam membangun pasar untuk komoditi kakao yang lebih berkelanjutan. Spesifikasi kualitas dalam bentuk fermentasi juga menjadi sangat penting dalam penilaian proses ini. Hal penting terakhir adalah KSS sudah menerapkan standart mutu international melalui UTZ Certifikasi.
Koperasi Kerta Semaya Samaniya sebagai satu-satunya perwakilan kategori koperasi dari Indonesia. Sesi presentasi (dalam bahasa Inggris)cdisampaikan sebanyak 2 kali. Pada tanggal 29 November 2016 bersama dengan delegasi dari Philippina, Malaysia dan Thailand dalam bentuk dialog interaktif. Sesi ke dua melalui metoda presentasi dengan delegasi dari Thailand, Malaysia, Nepal dan Laos. Pembelajaran yang menarik dari proses ini adalah :
Keberadaan KSS sebagai perwakilan dalam forum ini, sebagai sebuah bentuk pembuktian bahwa koperasi dan petani memiliki kemampuan dalam membangun program secara berkelanjutan. Rasa bangga patut dihaturkan atas prestasi ini, mengingat upaya membangun program Kakao Lestari sangat tidak mudah. Merubah pola pikir petani untuk menjaga kebun, membangun kebersamaan dalam wadah Subak Abian/UPH dan koperasi menempatkan koperasi KSS sebagai sentra pemasaran dan sentra pembelajaran…..tidaklah mudah. Diperlukan waktu 6 tahun untuk membangun semua proses ini, ketika program Kakao Lestari/UTZ Certifikasi diawali tahun 2011.
Berada di tengah-tengah forum yang sangat positif ini, mampu memberikan spirit dan dorongan baru kepada koperasi, subak abian dan semua pihak termasuk pendamping Yayasan Kalimajari, bahwa smallholders are the potential partner, bahwa petani dan koperasi adalah mitra yang potensial dan harus ditempatkan sebagai aktor utama dalam komoditi kakao. Perjalanan ke Manila memberikan sebuah bukti, bahwa kerja keras dan komitmen serta konsistensi yang tinggi mampu mengantarkan bahwa Jembrana dengan komoditi kakaonya layak untuk diperhitungkan, terutama ketika berbicara tentang fermentasi, kualitas dan kebersamaan……Jayalah Kakao Jembrana, tetapkah berkarya…
Redaksi oleh:
Agung Widiastuti
Direktur Yayasan Kalimajari (pendamping Koperasi Kerta Semaya Samniya untuk Program Kakao Lestari)