
Seaweed Consultant To Facilitate Training And To Provide Technical Assistance To Seaweed Agents (SAs) And Seaweed Cultivation Test Plot And Assesment West Kupang And Rote Island
Wilayah perairan Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa dengan berbagai macam potensi di dalamnya. 2/3 wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan. Rumput laut menjadi salah satu hasil potensi perairan Indonesia. Dalam upaya memaksimalkan produksi dan perbaikan mutu rumput laut Mercy Corp Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Kalimajari dan Yayasan Sahabat Cipta mengimplementasikan program pendampingan pengembangan rumput laut kepada petani dan agen rumput laut di Nusa Tenggara Timur. Tepatnya wilayah Kabupaten Kupang Barat dan Kabupaten Rote Ndao. Dukungan Rumput Laut untuk memfasilitasi transfer praktek agronomi yang baik untuk petani kecil, memungkinkan mereka untuk mengintensifkan operasi mereka tumbuh secara berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas dan pendapatan mereka.
Adapun tujuan program adalah sebagai berikut :
- Membangun network market yang lebih baik antara agen dan buyer , sehingga rantai pasar dapat diperpendek.
- Meningkatkan kualitas/mutu rumput laut sehingga petani mendapatkan nilai tambah dari kualitas yang diproduksi sesuai dengan permintaan pasar.
- Membangun kerjasama yang saling menguntungkan antara petani, agen dan buyer sehingga mampu menjaga keberlanjutan produksi dan mutu secara lebih baik.
Kegiatan yang telah dilakukan antara lain :
- Pelatihan Agen seaweed dan petani di Kabupaten Kupang Barat
- TOT agen seaweed di Kabupaten Rote Ndao
- Pembangunan Nursery Centre
- Manajemen/SOP budidaya dan manajemen gudang
Pengembangan Potensi Rumput Laut di Kabupaten Fak-Fak – Papua Barat Dalam Membangun Kemandirian Dan Ketahanan Pangan Masyarakat Pesisir
Fakfak – Papua Barat dan Geliat Rumput Laut
Melihat potensi dan wilayah Indonesia yang berupa kepulauan, menjadikan peluang pengembangan rumput laut semakin terbuka. Tentu Hampir semua kepulauan Indonesia memiliki potensi pengembangan komoditi rumput laut tak terkecuali Provinsi Papua Barat. Di tengah alamnya yang subur dengan bentangan perairan yang relatif belum banyak terjamah dan tercemar oleh aktifitas manusia diharapkan potensi ini bisa digarap secara lebih maksimal, sehingga sebuah upaya konkret sangat diperlukan untuk dapat menjawab kebutuhan pasar yang semakin meningkat.
Berdasarkan catatan program PNPM Mandiri Pedesaan Pertanian tahun 2011 di Kabupaten Papua Barat, telah menempatkan potensi rumput laut sebagai salah satu program andalan PNPM. Beberapa tahapan program telah dilaksanakan yang bertujuan untuk peningkatan pendapatan melalui berbagai proses capacity building di tingkat pembudidaya dan kelompok pembudidaya. Seiring jalannya proses telah tercatat beberapa kemajuan baik dari sisi perkembangan jumlah pembudidaya dan perkembangan produksi. Pada awal program hanya 2 kelompok yang menjadi sasaran program PNPM. Tahun 2013 sudah berkembang menjadi 4 kelompok dengan jumlah pembudidaya dari 35 orang menjadi 80 orang. Jika dilihat secara global mungkin perkembangan jumlah pembudidaya tersebut menjadi sangat tidak signifikan, tetapi jika dikaji dari sisi perkembangan sebuah program pionir, tentu saja angka tersebut memiliki makna besar dalam menilai sebuah proses pemberdayaan. Saat ini produksi sudah mencapai 8 – 10 ton dalam 1 siklus (maksimal 2 bulan) dan cenderung kelompok belum memiliki tata niaga yang baik, dalam arti pembudidaya masih sangat memiliki ketergantungan dengan pengumpul lokal.
Potensi yang besar tersebut, harus didukung oleh pemahaman para pembudidaya akan teknik yang baik dan benar. Peningkatan pemahaman, ketrampilan dan pelatihan guna meningkatkan produktivitas kerja yang berbasis pada potensi sumber daya lokal (local product) untuk menghasilkan kualitas dan kuantitas yang butuhkan oleh pasar, melalui sebuah model yang adaptif, partisipatif serta komprehensif, menjadi catatan penting untuk dilanjutkan. Mulai dari bagaimana berbudidaya yang benar, penanganan pasca panen dan penguatan kelembagaan akan mampu memberikan solusi alternatif dalam menghadapi kebutuhan dan tekanan pasar yang makin berkembang. Pasca panen contohnya, karena ketidakpahaman akan mekanisme dan penanganan pasca panen yang baik, masih banyak pembudidaya menjemur rumput laut di atas tanah hanya dengan mempergunakan waring/jarring, sehingga hal ini berpengaruh terhadap kwalitas.
Tak terkecuali pelibatan steakholder pemangku kebijakan dan pelaku pasar dalam program ini diharapkan akan memberikan dampak yang positif bagi pembudidaya rumput laut pada khususnya dan masyarakat sekitar terdampak. Pelibatan masyarakat secara partisipatif akan dibangun dari awal perencanaan proyek, melalui berbagai dialog secara intensif sehingga mampu membangun kesepahaman terhadap pelaksanaan program. Sasaran utama dalam program ini adalah kelompok pembudidaya rumput laut yang ada di masing-masing desa dan wilayah yang telah menekuni aktivitas rumput laut. Target group yang akan menerima manfaat langsung dari program ini kurang lebih mencapai 40 orang pembudidaya (belum terhitung anggota keluarganya) dan pembudidaya diluar program PNPM Mandiri Pedesaan. Kedepan, diharapkan dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung masyarakat pembudidaya nelayan lain (bukan anggota kelompok) dan juga masyarakat luas lainnya yang terkait seperti sektor perdagangan, transportasi tradisional, serta jasa lainnya. Project ini diharapkan bisa dikembangkan/dijadikan model atau diikuti oleh masyarakat pesisir lainnya khususnya di daerah setempat dan tidak menutup kemungkinan di Propinsi lain pada umumnya. Penerima manfaat akan dilibatkan mulai dari tahap perencanaan program melalui proses diskusi yang dibangun secara partisipatif sampai dengan pembahasan metode evaluasi dengan tetap menyesuaikan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. dengan tetap berpedoman pada kesepakatan program yang telah ditentukan sebelumnya.
Melihat potensi yang ada, dan pemanfaatan potensi tersebut secara optimal sangat strategis sebagai pusat pertumbuhan, sehingga mampu menopang perekonomian masyarakat setempat.